Keumalahayati atau sering disebut Malahayati adalah seorang pejuang perempuan dari Aceh pada abad ke XVI dan awal abad XVII. Kakeknya Muhammad Said Syah dan ayahnya Mahmud Syah adalah Laksamana pada Kerajaan Aceh saat itu. Pada masa pemerintahan Sultan Al Mukamil (1589-1604) Malahayati diangkat menjadi Laksamana atau pemimpin dari Armada Angkatan Laut Kerajaan Aceh. Pengangkatan dirinya ini karena ia merupakan orang kepercayaan Sultan dan juga memilki kemampuan memimpin dengan semangat jiwa kebaharian yang kuat.
Pada masa itu Kerajaan Aceh yang beribukota di Banda Aceh Darussalam sudah memilki angkatan laut yang cukup kuat karena mempunyai 100 buah kapal perang. Diantaranya ada yang berkapasitas sampai dengan 400-500 orang penumpang, disamping itu pasukan daratnya juga memilki pasukan gajah. Malahayati juga menjadi pemimpin dari pasukan khusus perempuan di kerajaan yaitu Inong Balee. Pasukan ini terdiri dari para janda yang suaminya telah gugur dalam beberapa peperangan antara Kerajaan Aceh dengan Portugis. Dimana suaminya juga termasuk menjadi salah satu korbannya.
Ujian pertamanya sebagai Laksamana adalah ketika pada tanggal 21 Juni 1599 Kerajaan Aceh didatangi oleh dua buah kapal milik Belanda yaitu De Leeuw dan De Leeuwin, yang dipimpin oleh dua bersaudara Cornelis dan Frederick de Houtman. Mulanya kedua kapal ini disambut meriah oleh pihak Aceh karena diharapkan akan membuka pasaran baru buat hasil buminya yaitu lada. Tapi kemudian terjadi konflik antar keduanya dan menyebabkan pasukan Aceh yang dipimpin oleh Malahayati menyerang kedua kapal tersebut. Pertemuan ini menyebabkan Cornelis de Houtman beserta anak buahnya tewas dan Frederick ditahan selama dua tahun.
Pada tahun 1606 tentara Kerajaan Portugis dibawah pimpinan Alfonso de Castro menyerang Aceh dan Kerajaan Aceh yang waktu itu dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda menghadapinya dengan rasa percaya diri yang tinggi dan kekuatan penuh. Laksamana Malahayati bertugas memimpin armada kerajaan menghadapi armadi kerajaan menghadapi armada Portugis. Akhirnya dalam peperangan besar itu Aceh berhasil mengalahkan Portugis sekaligus mengusirnya dari wilayah Kerajaan Aceh.
Kisah Perjuangan Laksamana Malahayati
Dalam rangakaian acara untuk mmeperingati Hari Sumpah Pemuda ke 79 dan Hari Pahlawan tahun 2007 ini, Kemenegpora bekerja sama dengan instansi lainnya merencanakan untuk membuat sebuah sinetron epos kepahlawanan seorang tokoh wanita Aceh pada abad ke XVI-XVII yang lalu yaitu Laksamana Malahayati.
Beberapa instansi itu ialah Depbudpar, Kemeneg Pemberdayaan Perempuan, TNI AL, Pemda Nanggroe Aceh Darussalam bersama dengan DPD KNPI Jakarta dan NAD. Untuk mewujudkan rencan besar inilah pada tanggal 4 April 2007 di Aula Lantai 3 Kantor Kemenegpora diadakan pertemuan awal yang melibatkan pihak Kemenegpora, KNPI DKI Jakarta, dengan penulis cerita dan skenario sinetron ini. Tujuan pertemuan ini ialah untuk mematangkan rencana pembuatan sinetron perjuangan ini yang akan memulai syuting dalam bulan juni nanti.
Menurut Asdep Pengembangan Fasilisator Kepemimpinan Pemuda Zulkifli Akbar, pembuatan sinetron perjuangan ini akan dapat membangkitkan kembali semangat nasionalisme pada generasi muda Indonesia. Apalagi sekarang banyak sinetron yang berdampak negatif pada generasi muda misalnya membuat pemuda kita menjadi pesimis, tidak percaya diri, dan permisif dalam hidupnya sehari-hari. Padahal sekarang ini kita membutuhkan generasi muda yang memiliki idealisme, optimis, cerdas dan berakhlak mulia, tegasnya. "Kisah Laksamana Malahayati ini merupakan upaya mendidik generasi muda kita sekaligus sebagai upaya konter terhadap sinetron-sinetron yang membuat efek negative pada mereka," papar Zulkifli bersemangat.
Rudy Dharmanto dari KNPI DKI Jakarta menyatakan bahwa ia sangat terkesan pada sosok Laksamana Malahayati karena beliau merupakan pejuang perempuan pertama yang menjadi pemimpin armada angkatan laut sebuah kerajaan di Nusantara bahkan di dunia, dalam melawan penjajah dari portugis dan Belanda di Aceh pada saat itu. "Dari sejarah ini kita dapat melihat bahwa perjuangan di masa lalu tidak hanya menjadi dominasi kaum laki-laki saja, tapi perempuan ternyata juga bisa memliki kemampuan yang setara," tambahnya.
Penulis cerita dan skenario H. Alfadin mengungkapkan unutk cerita sinetron ini dirinya telah melakukan penelitian yang mendalam melalui studi kepustakaan dan wawancara sejak lama terhadap beberapa nara sumber, mulai dari ahli sejarah, tokoh masyarakat Aceh dan ahli waris dari Malahayati sendiri. "Kami sudah merencanakan sebanyak 13 episode untuk sinetron Kisah Perjuangan Laksmana Malahayati ini" ujar Alfadin.
13 episode Kisah Perjuangan Laksamana Malahayati meliputi :
- Lahirnya Srikandi Aceh
- Jiwa Kebaharian
- Perwira Armada Laut
- Cutbang
- Sebuah Kepercayaan
- Kesetiaan
- Menantang Maut
- Rencong Aceh
- Kemelut
- Musibah
- Diantara Dua Sultan
- Cakra Dunia
- Patah Tumbuh Hilang Berganti
Penayangan Film ini dilakukan pada tanggal 10 November 2007 kemarin oleh Kementrian Negara Pemuda dan Olah Raga di Blitz Megaplex.